pencak silat beraliran kungfu asal indonesia


Guru Besar IKS PI Kera Sakti
R. Totong Kiemdarto
(Madiun, 20 Oktober 1953 - 24 Desember 1997)

R. Totong Kiemdarto diketahui sebagai Pendiri sekaligus Guru Besar dari Perguruan IKS PI Kera Sakti yang berpusat di Madiun, Jawa Timur. Sebelum membentuk perguruan ini, beliau banyak belajar di berbagai perguruan diantaranya Silat Jawa, Kungfu, Qontak, Yoga dan lain-lain. Setelah semua ilmu yang didapat terasa cukup, maka dibuatlah perguruan bernama Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti sebagai Perguruan Bela Diri Pencak Silat yang komplit sehingga bukan hanya mantap fisiknya tetapi mantap juga kerohaniannya.

Pesan Guru Besar :
Setelah Adik disyahkan menjadi seorang Warga/Pendekar baik itu Jarak Jauh maupun Jarak Dekat, di dalam mempelajari Ilmu IKS PI Kera Sakti selain cara-cara umum dalam melatih ilmu seperti : Sering diamalkan do’a-do’anya, sekali waktu diamalkan do’a-do’anya sambil bertirakat/puasa serta sering dipraktekkan, misalnya untuk pengobatan orang sakit dan lain sebagainya, ada pesan khusus yang perlu adik ketahui agar sukses dalam mempelajari Ilmu IKS PI seperti yang telah diajarkan oleh perguruan sebagai berikut:
Ilmu itu pusatnya di Hati adik sendiri, karena itu disebut Ilmu Kebathinan/Kerohanian. Jadi ampuh tidaknya Ilmu IKS PI adik tergantung pada Hati adik sendiri. Kalau Hati adik mantep maka Ilmu itu akan kuat, tetapi kalau hati adik tidak percaya, ragu-ragu atau takut maka Ilmu itu juga akan melemah. Karena itu, bila adik ingin Ilmu IKS PI-nya lebih ampuh, lebih meningkat dan lebih mudah menyatu (lebur) didalam jiwa adik, maka Hati adik harus benar-benar Madep Mantep pada IKS PI, baik pada Perguruannya maupun pada Ilmu yang diajarkan, agar wahyu Ilmu IKS.PI dapat menyatu di dalam jiwa adik. Sebab kalau adik hanya sekedar belajar Ilmu IKS PI tetapi tidak mempunyai semangat dan Jiwa IKS PI, maka adik akan mengalami kesulitan dalam mempelajari ajaran-ajaran IKS PI selain itu adik sebagai Warga/Pendekar IKS PI harus yakin pada ajaran-ajaran IKS PI, juga wajib setia dan memperjuangkan IKS PI dimanapun dan kapan saja adik berada. Sebab yang namanya IKS PI bukanlah hanya Bapak R. Totong Kiemdarto selaku Guru Besar, bukan pula Pengurus Pusat, Pengurus Cabang atau Pelatih adik, tetapi kita semua termasuk adik yang merasa dirinya Warga/Pendekar IKS PI KERA SAKTI. Jadi karena IKS PI itu merupakan kebanggaan kita bersama maka kita semua wajib membela dan memperjuangkan agar selain Ilmu IKS PI kita bertambah ampuh, maka kita semua juga akan mendapat Do’a Restunya Para wali atau Guru-guru di dalam sarsilah yang dahulu menjadi Pengamal Ilmu yang sekarang diajarkan di Perguruan IKS PI Kera Sakti, sehingga kita semua mendapatkan keberuntungan dan ketentraman didalam hidup dengan berkah dari Allah SWT. "
" Wahai Anak-anakku, jagalah teguh Motto Perguruan IKS PI Kera Sakti. Aku titipkan IKS kepadamu dan kembangkanlah sampai akhir hayatmu. Ilmu IKS tidak akan hilang karena abadi sepanjang masa. Jangan salah gunakan ilmu untuk berbuat jahat dan jangan mengejek perguruan lainnya. Biarkanlah perguruan lain mengejek kita karena itu akan membuat IKS berkembang. "


                             


Pakwa



Terlahir dari pembelaan  terhadap kaum yang lemah, membuat seorang pemuda bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa) lahir di Pamekasan Madura tanggal 10 Mei 1938 memutuskan untuk mendirikan  perguruan yang bernama Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria. Pada suata mula Koh Hwa sedang berjalan di tengah keramaian kota lalu beliau melihat seorang kaum yang lemah ditindas oleh seorang pemuda yang sedang mabuk berat dan Koh Hwa pun berniat untuk menolong kaum tersebut dan secara tidak sengaja Koh Hwa refleks menghadapi pemuda yang sedang mabuk tersebut, Koh Hwa pun mengeluarkan ilmunya yang secara turun temurun oleh keluarganya. Di awal kejadian tersebut banyak penduduk yang minta di ajarkan kung fu oleh Koh Hwa, Koh Hwa sendiripun sudah berlatih kung fu sejak 12 tahun yang dilatih oleh ayahnya sendiri bernama Lie Gun Yin, adalah seorang pendekar kungfu aliran shaolin. Lie Gun Yin adalah putra dari Lie Chen Ciao alias Lai Yun Chiu, salah seorang dari  “10 Harimau Kwantung/Kanton” seangkatan dengan Wong Kei Ying, ayah Wong Fei Hung. Koh Hwa pun mulai mengajar kung fu mulai tahun 1963 sampai tahun 1970 di rumahnya sendiri di jalan Trunojoyo no 10 Madiun.
Pada awal tahun 1971, para murid yang merasakan manfaatnya dan masih setia mengkuti latihan berupaya mendesak Koh Hwa untuk mendirikan suatu perguruan yang resmi. Maka pada tanggal 28 oktober 1971 di Madiun didirikanlah perguruan yang bernama “Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria”. Pro Patria sendiri yang berarti “Untuk Tanah Air (Indonesia)”. Agar dapat lebih mengembangkan perguruan, diusahakanlah untuk bergabung dengan salah satu induk organisasi bela diri yang ada. Warna bela diri yang hampir mirip dengan Pro Patria adalah pencak silat (pada saat itu belum ada Persatuan Wushu Indonesia). Akhirnya Pro Patria bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) cabang Madiun. Untuk dapat diterima menjadi anggota IPSI, nama “Kuntauw” diubah menjadi “Silat”, tanpa mengubah hakikat ilmu beladiri yang harus dikaji anggotanya. Akhirnya, Pro Patria resmi menjadi anggota IPSI cabang Madiun pada tanggal 11 Juni 1975, dengan nama “Ikatan Keluarga Silat Pro  Patria”. Koh Hwa selalu berpegang pada falsafah RNg. Ronggowarsito: Sabar, tawakal, eling, narimo, lan waspada
FILOSOFI DAN ILMU
            Ilmu silat terbagi dalam dua golongan yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan. Ilmu ini cocok dengan orang yang bertubuh kecil dan lemah, karena mereka mempunyai kelincahan, ulet dan kecerdasan. Way Kung adalah ilmu silat yang menggunakan kekerasan, tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena ilmu silat ini juga menjadi bagian dari ilmu kelembutan sebagai induknya. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan. Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras, karena bukan saja tenaga mereka besar, namun tulangnya pun keras bagai besi dan ototnya besar kelihatan nyata. Para pesilat Way Kung umumnya adalah orang yang bertubuh kuat dan tinggi besar. Nui Kung tingkatannya lebih tinggi dari pada Way Kung, karena merupakan penghalusan atau penyempurnaan dari Way Kung.
Ilmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang, dan aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang. Ilmu silat aliran utara lebih mengutamakan kaki sebagai jurus andalan, dan aliran selatan lebih mengandalkan jurus-jurus tangan. Tetapi tidak berarti jurus tendangan kaki aliran selatan kalah mutunya dibanding aliran utara, dan sebaliknya. Pada aliran selatan ada beberapa yang mengutamakan jurus tendangan, dan pada aliran utara juga ada yang mengutamakan permainan tangan.
Ilmu beladiri Pro Patria disusun secara ilmiah dan memperhatikan kepraktisan dengan bersendi pada Kungfu (hasil dari latihan yang serius dan tekun). Ilmu yang diajarkan telah diramu sedemikian rupa sehingga merupakan perpaduan Kungfu Utara dan Kungfu Selatan. Berbagai latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih empat aspek penting yaitu: Bela Diri (melindungi diri dan orang lain yang membutuhkan), Olah Raga (untuk kesehatan dan kebugaran), Seni (untuk keindahan gerak yang terpadu dan dihayati benar-benar), dan Mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan). Sejalan dengan bertambahnya usia perguruan ini dan menyesuaikan kebutuhan warganya, PRO PATRIA pun terus berkembang. Bagi PRO PATRIA, bela diri tidak lagi  hanya bermakna kemampuan membela diri seperti mengelak, menangkis, dan jika perlu membalas serangan lawan, tetapi juga membela diri secara utuh seperti kemampuan menangkal penyakit dan atau penyembuhannya. Ilmu pernafasan yang sejak awal diberikan ke pada warganya adalah salah satu contoh ilmu pernafasan yang dimiliki  PRO PATRIA yang mampu memelihara diri mereka dari berbagai serangan dari luar dirinya. Berbagai hasil latihan telah dirasakan oleh banyak warga, dari penyembuhan sakit sesak nafas, migrain, rematik, gangguan tekanan darah, dan masih banyak lagi.Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali penggemar ilmu silat yang tidak dapat mencapai cita-citanya menjadi benar-benar memiliki kemahiran ilmu silat karena cara pandang yang tidak benar. Mereka cuma mengejar status tingkatan yang tinggi dan ijasah, sehingga berlatih hanya sekedar untuk memenuhi target nilai ujian saja. Tinggi-rendahnya kepandaian ilmu silat seseorang tergantung pada masak tidaknya inti-inti ilmu silatnya. Apa tingkatannya dan macam apa ilmu silat yang telah dipelajarinya tidak menjadi prinsip. Ada peribahasa dalam persilatan bahwa untuk menjadi ahli silat yang tangguh perlu memiliki: pertama keberanian, kedua kekuatan, dan ketiga jurus-jurus yang masak inti-intinya.  I Tan, Êr Li, San Kung Fu.
JURUS-JURUS KUNGFU PRO PATRIA
Walaupun dalam Pro Patria warna utama jurusnya adalah Harimau, seperti ditunjukkan dalam lambangnya, tetapi juga dipelajari berbagai warna jurus binatang:
  1. Jurus Harimau (Hu) – menekankan kekuatan pukulan dan tendangan, dapat menghindar sambil menyerang ke seluruh tubuh lawan.
  2. Jurus Kera (Hou ce’) – menekankan kelincahan gerak, penggunaan akal dalam kondisi apapun, bisa menjatuhkan lawan menggunakan kekuatan lawan sendiri.
  3. Jurus Macan Tutul (Pa) – tidak terlalu mengutamakan kekokohan fisik tapi kegesitan, pukulan dan tendangan mengarah ke tubuh lawan dengan lebih spesifik.
  4. Jurus Naga (Lung) – lebih banyak menggeliat dan mematuk dengan kuat, menonjolkan sifat kejantanan.
  5. Jurus Ular (Coa) – mengutamakan olah pernapasan, sehingga walau awalnya tampak lemah begitu mendapat sasaran tepat akan berakibat fatal. Lebih banyak menampilkan kelenturan.
  6. Jurus Bangau (Hoo) – mengutamakan ketenangan dan kewaspadaan, walau gerak tampak lamban tapi pada saat yang tepat serangan dapat dilakukan dengan cepat dan tiba-tiba.
  7. Jurus Belalang (Thang lang) – mengandalkan kegesitan, gerak tangan dan kaki bisa serempak, dan kuda-kuda kokoh.
Latihan di Pro Patria dibagi dalam berbagai  tingkatan-tingkatan yang disebut tingkat perintis. Secara keseluruhan tingkatan latihan dalam Pro Patria yaitu :
1.   Program Perintis I : Sabuk Putih, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien (Jurus panjang), Toan Ta (jurus pendek) Tui Fa (jurus tendangan) Perintis 1 dan Hwa Jien Pro Patria
2.   Program Perintis II : Sabuk Kuning, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien,Toan Ta dan Tui Fa Perintis 2 dan Panca Tunggal 1 (U Sien Jien/Wu Xing Chuan
3.   Program Perintis III : Sabuk Hijau Muda, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 3 dan Panca Tunggal 2
4.   Program Perintis IV : Sabuk Hijau Tua, 6 bulan
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 4 dan Panca Tunggal 3.
5.   Program Pendekar Muda : Sabuk Biru
Materi : Meng Hu Sia San Jien (Jurus Harimau Galak Turun Gunung)
Meng Hu Juk Tong Jien (Jurus Harimau Galak Keluar Sarang)
Jurus Pisau Tunggal dan berpasangan
Meng Hu Twee Ta (Jurus harimau galak – berpasangan)
4 Naga tanah.
6.   Pendekar Muda : Sabuk Coklat.
7.   Pendekar : Sabuk Hitam.
Selain sabuk tersebut diatas, juga ada sabuk berwarna merah, yang dikenal sebagai sabuk warga. Sabuk ini digunakan bila ada acara diluar latihan rutin, seperti acara demo, long march, dll. Lama waktu dari masing-masing tingkatan Perintis yaitu 6 bulan, sedangkan pada program pendekar muda dan seterusnya tergantung penilaian dari Dewan Pendekar, biasanya masing-masing paling tidak 4 tahun.Ada juga materi tersebut diatas, juga diajarkan jurus Lou Han, Jang Jien (Chang Quan) tradisional (berbeda dengan Wushu), T’ai Chi Chuan, Bagua, Xing Yi, Baduanjin/Pa Twan Cing (8 helai sutra) dan lain-lain.


Pengertian dan Sejarah Trisula Sakti

Pengertian Trisula Sakti Sulut


Trisula berasal dari Tri Tunggal (Bapa, Putra dan roh Kudus).
SULA berasal dari bahasa minahasa (kota di Sulut) berarti ketajaman.
SAKTI berarti suatu kesaktian yang luar biasa atau kekuatan yang dasyat.
SULUT adalah provinsi Sulawesi Utara tempat perguruan ini pertama sekali berdiri.
trisula sakti sulut, trisula sakti

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


Ketua Umum Perguruan Olahraga dan Ilmu Bela Diri Trisula Sakti Sulawesi Utara, Jan F Komaling mengatakan berdirinya olahraga pernafasan ini sejak tahun 1980 tapi masih di lingkungan keluarga Komaling. Setelah tahun 1996, diwariskan ke Jan F Komaling, di Bekasi oleh Bpk. Jost Komaling dan dikembangkan menjadi olahraga dalam versi Kristen yang diberi nama Trisula Sakti. Dan sejak Tahun 1999 perguruan Trisula Sakti Sulut resmi bernaung dibawah badan hukum Yayasan.

TUJUAN PENGERTIAN TRISULA SAKTI SULUT


Kekuatan Trisula Sakti Sulut berasal dari Kemurahan hati Yesus Kristus melalui keluarga bapak Komaling, dan sesuai dengan kemurahan TUHAN maka Perguruan Trisula Sakti Sulut didirikan dengan tujuan utama untuk menolong sesama manusia dan juga melindungi diri dari hal – hal yang tidak kita inginkan.
Narasumber dari blog di bawah ini.

SEJARAH PERGURUAN KUNGFU NAGA SAKTI INDONESIA


Salam Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia !!! Hidup !!! Maju !!! Jaya !!!


Perguruan ini lahir pada tanggal 24 April 1989, dari daya cipta dan imajinasi seorang putera asli Indonesia, Guru Besar Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia, Bapak Parade Manurung,BA di Lumban Nabegu Tanah Bertuah ( Hasahatan Desa Jonggi Manulus Kecamatan Porsea Kabupaten Tapanuli Utara atau Kecamatan Parmaksian Kabupaten Tobasamosir sekarang ). melalui perenungan Beliau, Beliau menamai beladiri ciptaannya dengan nama Kungfu Naga Sakti Indonesia yang bersimbolkan perpaduan Kuda-kuda berkepal tinju, Naga yang kuat, sepasang pedang dan golok yang memberikan arti simbol ini yaitu bahwa beladiri ini lahir dengan semangat melatih keahlian tangan kosong dan senjata beladiri, akan kuat dan berwibawa. Sebagai anak petani dari desa terpencil, yang ditempa diatas lumpur persawahan dan jeli melihat situasi sekeliling, Beliau membuat motto Perguruan ini yang juga merupakan motto hidup Beliau yaitu "Jadilah Ilmu Padi". itulah tujuan beladiri yang Beliau cipta ini, semakin berisi semakin merunduk.

Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia, bertumbuh, berkembang dan menyebar keberbagai daerah di Nusantara dengan proses yang sangat panjang. Ditandai dengan latihan perdana di Gedung Putih Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia yang langsung dipimpin oleh Bapak Parade Manurung,BA. Seluruh rangkaian latihan pertama langsung dipimpin oleh Beliau sebagai pendiri dan Pencipta Perguruan ini.

Dengan semangat juang dan latihan yang keras, Beliau berhasil menghasilkan beberapa kombinasi gerakan beladiri baik menggunakan tangan kosong maupun menggunakan senjata beladiri. Hasil latihan itu Beliau susun secara bertahap dan teliti sesuai dengan tingkat kesulitannya. Beliau menyusun kombinasi materi latihan secara teratur. Merancang kurikulum latihan selama setahun dengan membaginya menjadi dua semester baru ujian akhir naik tingkat. setiap tingkat atau sabuk belajar atau latihan dua jurus secara bersamaan, tangan kosong dan menggunakan senjata beladiri.

Beliau tidak serta merta berpuas dengan sebatas menciptakan jurus-jurus rahasia yang efektif dan mematikan dalam pertarungan. Beliau juga ingin menghasilkan sebuah karya yang sempurna, gerakan yang cepat dan dibarengi oleh fisik yang kuat, Beliau mendapat ilham untuk memasukkan materi pernafasan sebagai bagian dari latihan, dengan pertimbangan yang matang Beliau memasukkan materi pernafasan itu sejak sabuk biru atau tingkat dua. Beliau juga mengerti benar bahwa segala sesuatu harus diuji dan dievaluasi. Jurus yang dilatih harus diuji dan tentu sebagai beladiri, jurus-jurus yang dilatih harus diuji dengan pertarungan. latihan pernafasan diuji dengan mencoba kematanganya dengan pemecahan benda-benda keras seperti Batu Bata, Genteng, Riol, Balok Es dan Kikir.

Sebagai ilmu beladiri yang bermula dan berasal dari kombinasi perenungan, imajinasi, latihan dan kearifan lokal. Sebagai ciptaan Tuhan, yang memiliki kemampuan persambungan pertalian bathin dengan para leluhur, Beliau memasukkan keahlian khusus kebathinan sebagai materi latihan khusus yang hanya diturunkan kepada murid yang telah teruji dan telah lolos dengan serangkaian ujian. Sebagai manusia terdidik yang mengecap pendidikan tinggi, Bapak Guru Besar bercita-cita agar beladiri yang Beliau ciptakan ini akan dikenal orang, dan akan digunakan orang untuk menjadi pendekar-pendekar sejati yang berkepribadian luhur dan benteng untuk melindungi diri dari berbagai macam ancaman.  Beliau juga menginginkan bahwa siapapun yang mempelajari dan mendalami beladiri yang Beliau cipta ini, haruslah memiliki jatidiri. Beliau mengharapkan bahwa setiap murid yang berlatih akan menjadi pendekar memiliki jiwa seperti kesatria. Kesatria yang Beliau impikan itu adalah kesatria yang menjungjung tinggi hakekat Pancasila, menghormati perguruan maupun perguruan lainnya, membela yang yang lemah, membina persahabatan, tidak takabur dan sombong.

Beliau paham betul akan arti kebersamaan, arti keseragaman, arti kekompakan, arti kesatuan. beladiri ini Beliau atur menggunakan seragam latihan celana hitam dan baju kaos putih, lengkap pakai sepatu hitam dan kaos kaki putih serta memakai sabuk sebagai simbol tingkatan yang dililitkan dipinggang. Kaos latihan dengan lambang perguruan di depan sebelah kiri dan di punggung, ujung sabuk dengan simbol perguruan. Untuk menambah wibawa murid yang telah mencapai jenjang tingkat enam, sabuk Merah ke atas, memakai jubah sebagai simbol kematangan dan kemurnian jiwanya. Jubah berwarna kuning yang dihiasi dengan lis merah yang mengandung arti kemuliaan seperti emas yang dibekali dengan keberanian.  Tingkat 1-4 memakai celana hitam polos, tingkat 5 memakai celana hitam dengan dua lis kuning disisi luar dan satu lis disisi dalam, tingkat 6 keatas memakai celana hitam dengan dua lis merah disisi luar dan satu lis disisi dalam. Sabuk juga diatur. Tingkat 1 Sabuk Hijau, Tingkat 2 Sabuk Biru, Tingkat 3 Sabuk Coklat, Tingkat 4 Sabuk Kuning, Tingkat 5 Sabuk Orange, Tingkat 6 Sabuk Merah, Tingkat 7 Sabuk Hitam, berikutnya Hitam Bintang 1 sampai dengan 7. Penyandang Sabuk tertinggi adalah Guru Besar yaitu Hitam Bintang 7. Untuk penyeragaman dan peneguhan kehormatan, maka sabuk hanya dikeluarkan oleh Perguruan.

Perguruan ini didirikan oleh Beliau dengan semangat dan cita-cita yang luhur yaitu memperbekali setiap anak bangsa dengan beladiri yang baik, menjauhkan anak-anak muda dari kenakalan dan tindakan-tindakan negatif lainnya yang meresahkan, sebagai media memasyarakatkan semangat berolahraga sejak dini, membangun mentalitas anak bangsa yang sehat dan kuat serta menyeimbangkan antara otak dan otot, Perguruan yang memegang erat rasa persaudaraan yang kuat dan kesatuan yang kokoh. Tempat para pendekar sejati, persaudaraan yang saling menjaga, saling mengingatkan dan saling menumbuhkan.

“ JADILAH ILMU PADI “





Assalamualaikum Wr.Wb

Pada hari minggu kliwon tanggal 23 Agustus 1998 di Jalan Tuban II/34 Surabaya telah berdiri sebuah perguruan kungfu silat "WANORO SETO".Berdasarkan KAKANDEPDIKBUT KODYA SURABAYA no.111/081/1077/3/XI/104/0/1998 yang didirikan oleh Bapak Yudi Abiyoso lahir di Madiun 20 Maret 1967
Adapun nama perguruan tersebut adalah Lembaga Beladiri "WANORO SETO".Dan kemudian disingkat LBD WANORO SETO.LBD ini merupakan lembaga yang pada dasarnya mengajarkan seni beladiri dengan menggunakan jurus dan gerakan wanoro(kera).Dimana jurus ini merupakan gabungan antara jurus kera bumi,kera mabuk dan taichi,sedangkan kerohanian merupakan(ilmu)Qontak Nur Hikmah yang dikombinasikan oleh Bapak Yudi Abiyoso,dalam rangka membangun siswa siswi dalam kaitannya dengan fisik dan rohani yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia indonesia yang seutuhnya sehat lahir dan batin serta berjiwa Pancasila.
Adapun tingkatan yang ada di LBD WANORO SETO adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Dasar :Sabuk Hitam
2. Tingkat Warga(Qontak I) :Sabuk Kuning
3. Tingkat Pendekar(Qontak II) :Sabuk Merah
4. Tingat Dewan Guru(Qontak III) :Sabuk Putih
5. Sebagai tingkat penutup di LBD "WANORO SETO" Ketua perguruan akan memberikan bimbingan dan wejangan khusus yang diarahkan pada bidang kerohanian yang disesuaikan dengan bakat dan wadah masing-masing siswa-siswi.
Pada mulanya WUSHU "WANORO SETO" berkembang dan dikenal di Surabaya dengan siswa angkatan I(satu) dan mulai meluaskan ajaran perguruan keluar,yaitu Bapak Subiantono (Kab.Jember dan Kodya kediri) dan Bapak Agus Riyadi (Rungkut Surabaya).
Tujuan penyusunan Sejarah LBD. "WANORO SETO" ini,dimaksudkan untuk menambah wawasan siswa baik secara organisasi ataupun kerohanian,sehingga siswa dapat mengetahui tujuan berdirinya WUSHUI "WANORO SETO".Dendan berpegang pada prinsip "PUJI SESANTI MULAT ING SALIRO JAYANING BUDI".
Pemikiran uraian sejarahn LBD "WANORO SETO" semoga dapat di pahami dan di mengerti oleh siswa siswi sebagai modal pemantapan menjadi warga LBD "WANORO SETO".

Wassalamualaikum Wr.Wb

0 Comments:

Posting Komentar