This is default featured slide 1 title

s.Now replace these sentences with your own descriptions.

blogger saolin kungfu style

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

pengertian nan pay ho jien

Perguruan IKS.PI Kera Sakti berasal dari aliran NAN PIE HO JIEN yang artinya :

NAN = Selatan
PEI = Utara
HO = Kera
JIEN = Jurus/KungFu. 

Maksudnya adalah Perguruan ini mengajarkan KungFu dari Jenis Jurus Kera yang mengkombinasikan Tinju Selatan dan Tendangan Utara sebagai kiblat gayanya.

Sedangkan Tinju Selatan itu maksudnya adalah Gaya Silat dari Daerah Provinsi Hokkian yang mengutamakan permainan tangan, bantingan, main bawah. Hal ini terjadi karena pada umumnya penduduk didaerah Hokkian hidupnya di dataran rendah dan bekerja sebagai petani atau nelayan, yang lebih mengutamakan fungsi tangan daripada kakinya, biasanya Pendekar Kung-Fu dari daerah ini mempunyai Tangan yang Keras dan Kuda-kuda yang Kokoh.

Kalau Tendangan Utara itu maksudnya adalah gaya silat dari daerah Provinsi Shantung, yang mengutamakan tendangan tinggi dan meloncat. Hal ini menjadi kebalikan dari daerah Selatan, sebab penduduk di Shantung hidup di dataran tinggi/pegunungan sehingga kaki memegang peranan penting. Pendekar silat dari daerah tersebut pada umumnya memiliki Tendangan yang Tinggi, Lincah dan Kakinya Lemas/Lentur seperti Karet, yang bisa diputar atau ditekuk untuk mendesak lawan dengan tendangan.

makna terbesar kungfu

Kungfu terkenal sebagai beladiri dari China, hal ini tidak terlalu salah, karena memang asal kata kungfu berasal dari bahasa China. Namun jika dilihat dari asal katanya yang berarti energy-time, maka pembatasan makna kungfu adalah beladiri China menjadi tidak relevan dan tidak sesuai dengan makna yang sesungguhnya. Kungfu memiliki arti energi atau skill yang diperoleh dengan proses yang membutuhkan waktu panjang. Dilihat dari makna ini seorang tukang kayu, penjahit, koki dan bahkan seorang pembalap adalah mereka yang memiliki kungfu. Jika kungfu diartikan sebagai bela diri maka bela diri apapun dapat dikategorikan sebagai kungfu. Tinju (boxing) adalah kungfunya orang barat, karate adalah kungfu jepang, silat adalah kungfu Indonesia, melempar boomerang adalah kungfu aborijin. Jadi sebenarnya kungfu adalah sistem dalam aliran bela diri itu sendiri.

Tiap sistem dalam aliran bela diri memiliki ujung dan pangkalnya masing-masing. Pangkalnya adalah latihan fisik dan filosofi, ujungnya adalah peningkatan energi atau skill tertentu serta moralitas yang makin baik. Kungfu tidak identik dengan perguruan apalagi dengan etnis tertentu, namun identik dengan suatu skill tertentu yang tentu saja tiap perguruan memiliki standarnya masing-masing. Selain melakukan standarisasi teknik, biasanya juga ada standarisasi moral. Inilah sebabnya terkadang seorang guru tidak menyamakan ilmu yang diberikan pada murid-muridnya. Atau bisa saja ilmu luarnya sama tetapi ada beberapa 'rahasia' terkait ilmu tersebut yang tidak diberikan pada murid lain. Pilih kasih? Bukan. Namun tiap perguruan memiliki standar dalam teknik dan moralitas. Dari penjelasan ini jelas bahwa yang dianggap sebagai skill bukan hanya melulu terkait teknik berkelahi atau teknik tenaga dalam tertentu, namun juga skill dalam moralitas.

Baiklah sekarang kita bahas sedikit tentang kungfu dalam pengertian keahlian dan atau kekuatan dalam bela diri. Tiap perguruan memiliki sistem yang biasanya terkait dengan sistem grading, di mana pada setiap grade ada ilmu atau keahlian tertentu yang harus dikuasai. Sistem grade ini dikenalkan secara massive oleh bela diri Jepang, misalnya sabuk putih sampai coklat untuk tingkatan Kyu, untuk tingkatan Dan, warna sabuk konsisten hitam dari Dan 1-7, sabuk merah putih untuk Dan 8-9, sabuk merah untuk Dan 10. Untuk bela diri dengan sistem grade seperti ini biasanya berlaku standarisasi yang ketat, lamanya seseorang berada di satu tingkat juga ditentukan, misalnya untuk Dan 1, perlu waktu 1 tahun untuk ikut ujian Dan 2, Dan 2 perlu waktu 2 tahun untuk ikut ujian Dan 3 dst. Di perguran silat nasional yang terkenal dengan mematahkan benda2 keras, selain ada standar waktu dalam tiap grade juga ada standar fisik seperti lari sekian kilometer, ada juga pencapaian mematahkan kikir, beton cor2an atau bahkan balok es dengan jumlah tertentu, bahkan dengan jumlah tarikan nafas yang juga diatur. Namun untuk perguruan tradisional tidak ada grade yang jelas, yang membedakan antara murid satu dengan yang lain hanya masalah "masuk duluan" atau "masuk belakangan". Sewaktu saya belajar sistem kungfu tradisional aliran Mpek King Yang, jangankan sabuk, baju latihan resmi saja tidak ada. Yang belajar dan yang ngajar pada pake baju bebas. Ada yang pake celana pendek, pake celana training, bahkan guru saya sendiri oom Roy pake celana kerja. hehehe... Demikian pula untuk ilmu yang diberikan amat personal sifatnya. Ketika hari pertama latihan, pelajaran yang diberikan pada saya berbeda dengan yang sudah belajar lebih dulu dari saya. Bukan karena saya disuruh menyapu ruang latihan sebelum belajar, tapi saya diberikan detail ilmu yang bahkan belum diturunkan pada senior saya yang sudah 1 tahun belajar. Ilmunya sama-sama Sam Chien, tapi ada detail yang baru diberikan saat murid sudah bisa mengeksekusi gerakan awal yang unik.

Ada hal unik lain untuk ilmu yang sama namun bisa jadi cara melatih dan target pencapaiannya berbeda. Misalnya untuk ilmu Cakar Harimau, perguruan A misalnya mempunyai target dalam 100 hari pertama sudah bisa mencabik batok kelapa, sementara di perguran B waktu 3 bulan didekasikan hanya untuk latihan pernafasan, 3 bulan untuk latihan menusuk biji2an, 6 bulan untuk push up pakai jari, 6 bulan untuk latihan angkat kendi. Untuk perguruan A melihat bukti secara visual seperti mencabik batok kelapa atau mengupas sabut kelapa atau bahkan mematahkan per mobil dengan jari adalah suatu hal yang mutlak diperlukan karena jelas capaian fisiknya. Namun untuk perguruan B lebih pada efektifitas pertarungan, misalnya melumpuhkan lawan dengan mencengkeram bagian-bagian tertentu.Yang jelas seremeh apapun (menurut kita) tingkat pencapaian sesorang dalam suatu seni/aliran haruslah dihormati, karena tidak semua orang mau menjalaninya.

Di sisi lain, peningkatan skill atau energi tertentu haruslah disertai dengan peningkatan moralitas. Masalahnya moralitas tidak ada ukurannya, walaupun dapat diuji dengan cara atau treatment tertentu, namun hal ini lebih pada kreativitas dan ketajaman mata hati sang guru. Memberi pelajaran yang sama selama sekian tahun atau melakukan hal yang menurut murid tidak ada artinya adalah salah satu cara, di samping memberi wejangan dan arahan. Sewaktu saya datang ke Oom Khang Hay ke perguruannya, yang beliau lakukan pertama kali adalah menanyakan motivasi belajar dan pengarahan untuk jadi orang baik dan sabar. Setelah ngobrol kurang lebih 1 jam barulah beliau bilang latihan hari ini jam segini bayaran per bulan sekian, bukan cuma menyodorkan formulir pendaftaran (gak ada juga sih formulirnya... hehehe..). Dan alhamdulillah pula tiap ada kesempatan pasti beliau menyampaikan nasehat2 yang menurut saya, kalaupun saya tidak jadi pendekar aliran tersebut, namun dapat menjadi bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi jika seseorang belajar bela diri tapi makin takabbur, suka berbohong, pemarah, penakut, tidak percaya diri dll maka orang tersebut tidak memiliki skill pengelolaan hati yang mumpuni. Artinya ada yang kurang atau salah sistem pelatihan bela diri yang ditekuninya. Idealnya sistem pelatihan dalam bela diri dapat menambal kekurangan yang ada dalam pendidikan formal dan lingkungan yang sudah kadung jauh dari harapan.

Menurut saya kesempurnaan seorang praktisi bela diri adalah penjelasan yang disampaikan oleh Katsumoto pada Letnan Nathan Algreen dlm film Last Samurai tentang makna Bushido, "Kehidupan dalam setiap tarikan nafas." Yang artinya setiap praktisi bela diri harus menghargai selembar kehidupan pada setiap makhluk, namun pada saat yang sama tidak boleh berhenti berjuang selama nafas masih ada. Menghargai kehidupan didapat dari hati yang sehat, sedangkan berjuang sampai nafas terakhir menunjukkan dedikasi sepanjang hidup dalam bela diri. Idealnya tidak ada yang dapat melukai hati dan tubuh seorang praktisi bela diri, karena ia memiliki skill moral dan skill teknik yang baik, kecuali takdir ilahi.


Serba instant! Itulah penyebab kenapa banyak beredar berbagai buku dan video bertemakan beladiri, mulai dari yang diperjualbelikan hingga yang gratisan via youtube. Para penganut ideologi instant ini berfikir bisa mempelajari beladiri tanpa guru, padahal para guru yang membuat panduan-panduan tersebut berjuang untuk mempelajari beladiri sampai bisa di tingkat sekarang. Apakah mungkin mempelajari beladiri tanpa guru? Pertanyaan ini diexplore di tulisan berikut:

senjata yang biasa di pakai pendekar kungfu

1.Tongkat toya

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Sejak zaman dulu, manusia memanfaatkan berbagai peralatan keseharian sebagai senjata untuk mempertahankan diri Salah satu peralatan keseharian itu adalah tongkat.
Tongkat dari batang kayu atau bambu ini umumnya digunakan sebagai pemikul, baik memikul barang dagangan atau membawa ember kayu berisi air. Selain itu, tongkat juga dipakai sebagai alat bantu berjalan.
Konon, berdasar catatan sejarah, penggunaan tongkat sebagai senjata dipelopori oleh pendeta Zen Budha, Dharma Taisi atau Budhi Dharma pada pada tahun 517 SM.
Kemudian penggunaan tongkat sebagai senjata diajarkan kepada para murid dan pendeta di kuil Budha (kemudian dikenal sebagai kuil Shaolin) tempat Budhi Dharma mengabdikan hidupnya.
Seiring pengaruh seni beladiri Kungfu pada seni beladiri asli Okinawa, penggunaan tongkat sebagai senjata juga diterapkan kalangan pebeladiri di pulau kelahiran Karate tersebut.
Dalam khasanah beladiri di Okinawa, senjata tongkat ini dikenal dengan sebutan Bo. Keberadaan Bo melengkapi jenis persenjataan dalam beladiri Kobudo selain Sai (trisula), Kama (clurit) dan nunchaku (double stick).
Seperti halnya di Cina, dalam aktivitas keseharian masyarakat Okinawa fungsi tongkat juga menjadi alat pemikul (tenbin). Ketika keadaan memaksa, seperti halnya saat pemerintah kerajaan Jepang (1314 M) melarang masyarakat Okinawa membawa senjata tajam, Bo menjadi alternatif alat membeladiri.
Sebagai alat bertahan dan menyerang, ukuran Bo disesuaikan dengan postur tubuh pengguna. Standar Bo berupa batang kayu lurus sepanjang 180 cm dengan diameter titik tengah 3,25 cm dan diameter kedua ujung 2 cm.
Kontur Bo memang tidak sama antara tengah dan kedua ujung. Bagian tengah berdiameter lebih tebal dan bagian ujung mengecil. Hal ini bertujuan untuk keseimbangan, memudahkan penguasaan atau kontrol gerak, mengurangi kepadatan dan meningkatkan kelenturan.
Dari segi fisik, bentuk Bo sangat bervariatif. Selain berbahan kayu, juga ada berbahan bambu. Tentunya pemilihan bahan dan bentuk Bo terkait dengan selera pengguna dan pemanfaatan senjata tersebut.
Teknik memainkan tongkat ini antara kalangan pebeladiri di Cina dan Okinawa (Jepang), memiliki perbedaan yang mendasar, baik dari cara memegang maupun mengayunkan tongkat untuk menangkis dan menyerang.
Di tangan praktisi Kungfu atau Wushu, tongkat yang dikenal dengan nama toya ini dimainkan secara luwes dan penuh variasi gerakan. Sementara di tangan praktisi Kobudo dan Karate, pergerakan Bo lebih to the point, tidak banyak variasi namun langsung diarahkan untuk bertahan dan menghajar lawan.


2.Tonfa

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Tonfa (Okinawan: トンファー tonfaa, Chinese: 柺; pinyin: guǎi), dikenal dengan tong fa atau tuifa, adalah senjata Okinawan.Tonfa adalah jenis senjata tongkat berasal dari Okinawa, berbentuk sederhana, tongkat lurus dengan pegangan tegak lurus dekat salah satu ujungnya. Alat ini sering kita lihat tergantung pada pinggang para aparat kepolisian yang sedang bertugas mengatur lalu-lintas, yang melakukan pengamanan demonstrasi ataupun yang menangani kerusuhan. Perlu diketahui bahwa alat ini sebenarnya berasal dari Okinawa zaman kuno, tongkat sederhana yang akhirnya berkembang menjadi senjata dalam beladiri selama berabad-abad.
Dikatakan bahwa tonfa pada awalnya adalah pegangan kayu yang terdapat pada sisi dari gilingan (millstone) atau bagian dari kekang kayu pada kuda -- yang dapat dengan mudah dilepaskan dan dipasang kembali --, dan yang kemudian dikembangkan menjadi senjata saat petani-petani Jepang dilarang menggunakan senjata tradisional mereka. Sumber lain mengatakan bahwa jenis senjata ini memiliki sejarah yang lebih menarik jauh ke belakang ke masa seni beladiri Tiongkok, dan kemudian menyebar dalam budaya Indonesia dan Filipina. Jenis senjata ini juga terlihat di Thailand sebagai Mae Sun Sawk dengan sedikit perbedaannya.
Senjata ini dalam masa sekarang diadaptasi oleh pihak keamanan sebagai tongkat polisi. Bentuknya seperti tongkat pendek dengan pegangan tegak lurus membentuk huruf T, dengan pelindung jari pada pangkal pegangan yang pendek. Menurut cerita, Tonfa diciptakan dari pegangan untuk alat penggilingan beras. Senjata ini juga terdapat dalam ilmu-ilmu beladiri dari Asia Tenggara. Dalam beladiri, digunakan sepasang Tonfa. Tonfa dipegang di bagian yang pendek sehingga bagian tonfa yang panjang melindungi lengan, sehingga dapat digunakan untuk menangkis senjata tajam.

3.triple stick/sansetsukon

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Kaisar Taizu adalah seorang ahli ilmu bela diri, ia menciptakan jurusnya sendiri yang merupakan pengembangan dari kungfu Shaolin, yaitu Chang Quan (长拳, secara harafiah berarti Tinju Panjang) yang juga dikenal dengan nama Taizu Quan (太祖拳). Jurus ini menitikberatkan pada gerakan yang lincah, cepat, dan kuat. Jurus ini menjadi dasar dari wushu modern aliran Chang Quan. Selain itu, Kaisar Taizu juga dianggap sebagai penemu triple-stick. Di kemudian hari, senjata ini dikembangkan oleh maestro kungfu abad XX, Bruce Lee, menjadi double-stick yang penggunaannya lebih efisien dan mudah dibawa-bawa.
Sansetsukon adalah senjata mirip Nunchaku, berupa tiga buah tongkat yang dihubungkan dengan rantai atau tali. Menurut cerita, senjata ini berasal dari China, seorang pendekar bertarung dengan menggunakan tongkat panjang, kemudian tongkat itu patah menjadi 3 bagian. Ia lalu menyambung potongan-potongan tongkatnya sehingga menciptakan senjata baru yang disebut san jie gun (bhs. China untuk Sansetsukon). Sansetsukon dapat digunakan dengan efektif untuk melawan senjata panjang seperti Bo. Senjata ini dapat digunakan untuk memukul, menyodok, mengunci lawan, dan mencambuk.

4.double stick/nunchaku

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Nunchaku (Tionghoa: 棍 双节 Shuang Jie Gun, 两 节 棍 liǎng jie gun, atau 三节棍 san jie gun; Jepang: ヌンチャク, 双节 棍; juga dikenal sebagai nunchucks, chuck, atau "tongkat berantai") adalah senjata tradisional Jepang dan terdiri dari dua batang kayu di ujungnya, tersambung dengan rantai pendek atau tali. Kata nunchaku dipercaya berasal dari pelafalan Jepang terhadap istilah Cina untuk Tongkat dua bagian (Chang Xiao Ban). Namun bisa saja berasal dari nun (ヌン), berarti "kembar" and shaku (尺), panjang rata-rata dua bagian nunchaku.Nunchaku di kenal sebagai senjata simpel yang terdiri dari dua buah tongkat mini yang digabungkan dengan rantai atau tali ternyata memiliki sejarah yang unik. Karena awalnya Nunchaku bukanlah sebuah senjata. Tapi, alat untuk menumbuk padi di daerah Asia. Terdapat perbedaan pendapat terkait asal-usul senjata unik ini. Namun ada persamaan keduanya. Sebagian mengatakan kalau alat ini berasal dari Kep. Ryu Ryu di daerah jepang ada juga yang mengatakan berasal dari Cina. 
Senjata ini awalnya adalah alat untuk menumbuk padi. Benda ini sekaligus di jadikan senjata oleh para petani pada zaman dahulu karena ada larangan untuk para petani menggunakan senjata tajam seperti pisau atau pun panah. Namun, karena pada masa itu para perampok menunjukka taringnya, maka para petani sangat membutuhkan senjata untuk melindungi diri. Awalnya benda ini tidak sam panjang antara yang satu dengan yang lain. Yang satu memiiki ukuran panjang 40 cm dan yang lain kira-kira 170cm. Karena merasa sulit untuk menyimpan benda ini, maka seiring perkembangan zaman benda ini pun di buat dengan ukurn yang sama. Dengan tujuan agar mudah di simpan dan di sembunyikan.
Ada juga yang mengatakan ini adalah penarik perhatian yang awalnya di gunakan untuk memberitahukan adanya kebakaran atau yang lainnya. Seperti halnya pentungan saat ini. Yaitu dengan memukulkan bilah yang satu dengan yang lainnya.

Pedang jepang

Sebenarnya senjata di jepang tidak hanya terbatas pada katana atau sejenisnya bahkan dalam pertemputan (khususnya 1 by 1) sebenarnya seorang samurai jarang menggunakan katana mereka
mereka lebih mengandalkan senjata lain seperti naginata,yari,bo,dll
oleh karena itu berikut adalah jenis2 senjata di jepang


1.Bokken

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Bokken adalah pedang seukuran katana yang terbuat dari kayu, biasanya dipergunakan untuk berlatih. jika di klasifikasikan sendiri sub-klasifikasi contohnya suburito(untuk yang ini saya juga bingung loh),bokken di gunakan untuk latihan memotong menggunakan pedang
oh ya ngomong-ngomong,Miyamoto Mushashi terkenal karena dalam pertarungan yang sesungguhnya ia sering menggunakan bokken padahal lawannya benar-benar serius dengan senjatanya(mereka menggunakan katana,yari,bahkan ada yang menggunakan Nodachi)

2.Shinai

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Shinai sebenarnya tidak berbeda dengan bokken hanya saja shinai terbuat dari beberapa bilah potongan bambu yang di satukan berbentuk pedang kegunaannya pun sama.. untuk latihan

3.Kodachi

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Ini nih pedang favorit gw namanya Kodachi senjata yang terlalu pendek di sebut pedang tapi terlalu panjang bila di sebut pisau(sedikit lebih panjang dari wazizaki), karena kodachi sangatlah ringan kodachi bisa di ayunkan dengan cepat dan mudah sehingga sangatlah cocok untuk menangkis serangan pedang lainnya, kekurangannya adalah jarak serangan sangatlah minim menggunakan kodachi oleh karena itu pengguna kodachi seringkali menggabungkan tehnik lainnya sambil menggunakan Kodachi sebagai alat untuk bertahan.

4.Nodachi

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Jarang ada samurai yang ahli menggunakan Nodachi(bayangkan saja pedang yang melengkung dengan panjang kira-kira 90-140 centimeter di gunakan sebagai senjata)tapi sebenarnya ini bukan fiktif loh
banyak para samurai di masa lalu yang menggunakannya namun karena sangat sulit menggunakan nodachi (nodachi di gunakan dengan ke2 tangan ,soalnya g mungkin kalo pake kaki ;P)dan sangatlah sulit untuk membuatnya jarang ada pandai besi yang membuatnya. daya serang nodachi ini sangatlah luar biasa bahkan di katakan bila seorang yang sudah sangat ahli menggunakan nodachi dia bisa membelah menunggang kuda sekaligus dengan kudanya di peperangan emoticon-Belomatabeloemoticon-Matabelo

5.Zanbato

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

pedang (lebih cocok di bilang sebilah besi tajam) dengan panjang 2 meter dan lebar ½ meter apakah mungkin ada? ternyata pedang itu bukanlah fiktif di jepang zanbato memang pernah di gunakan tapi sangatlah tidak efektif karena sangat berat dan besar untuk menggunakannyapun harus di angkat oleh 2 orang tapi kekuatannya tidak perlu di ragukan lagi seekor kuda bisa terbelah dengan 1 tebasanemoticon-Belomatabelo

6.Tachi

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

Tachi (太刀, Tachi?) adalah sejenis pedang Jepang yang lebih melengkung dan sedikit lebih panjang daripada katana. Gilbertson, Oscar Ratti, dan Adele Westbrook mengatakan bahwa pedang disebut tachi jika digantung pada obi dengan sisi tajam mengarah ke bawah, dan pedang yang sama disebut katana jika dibawa dengan sisi tajam mengarah ke atas dan diselipkan pada korset.[1] Pedang model tachi akhirnya tak dipakai lagi dan digantikan oleh katana. Sementara itu, pedang model daitō (pedang panjang yang lebih dulu ada daripada katana), panjang rata-rata mata pedangnya sekitar 78 cm (lebih panjang dari katana yang panjang rata-ratanya sekitar 70 cm). Berlawanan dengan cara tradisional membawa katana, tachi dikenakan dengan sisi tajam mengarah ke bawah dan biasanya dibawa pasukan kavaleri. Variasi dari panjang rata-rata tachi dibedakan dengan awalan ko- untuk tachi berukuran pendek dan ō- untuk tachi berukuran lebih panjang. Sebagai contoh, tachi model shōtō yang panjangnya hampir sama dengan wakizashi disebut kodachi. Pedang tachi terpanjang yang disebut ōdachi dari abad ke-15 berukuran panjang lebih dari 3,7 meter (panjang mata pedangnya 2,2 m) namun tachi model ini diperkirakan hanya digunakan pada upacara-upacara. Pada tahun 1600-an, banyak tachi kuno diperpendek menjadi katana. Hampir seluruh pedang tachi yang sekarang ada termasuk jenis o-suriage. Jadi, jarang sekali terdapat pedang tachi ubu yang asli dan bertanda tangan.

Tambahan gan dari Indonesia juga adaemoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

1.Celurit
Senjata Tradisional yang Berevolusi.

tanpa ane sebutin pasti udah knal semua senjata khas madura ini.

evolusinya gan

2.Kerambik (Rambik)

Senjata Tradisional yang Berevolusi.

ni senjata kesukaan ane ganemoticon-Belomatabelo

bentuknya kecil tak sebesar celurit
klo celurit yg tajam depannya sedangkan rambik depan dan belakang tajam

cara memeganya juga berbeda klo celurit pasti udah pada tau semua.
klo rambik seperti ini ganSenjata Tradisional yang Berevolusi.

Kira2 yang mana senjata kesukaan agan???


jika berkenan emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Kaskuser Yang Bijak Meninggalkan Jejak

Sumber:http://cendanasusanto.blogspot.com/2012_09_01_archive.html

desa di cina yang hampir semua warganya jago kungfu


Merry Wahyuningsih, CNN Indonesia | Jumat, 11/09/2015 11:31 WIB
Desa Unik di China yang Semua Warganya Jago KungfuGanxi Dong, desa kungfu di China (Europics/CEN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ganxi Dong, sebuah desa kecil tersembunyi jauh di pegunungan Tianzhu di China tengah, mendapat perhatian dari seluruh dunia karena warganya memiliki keterampilan yang tidak biasa. Betapa tidak, semua orang yang tinggal di sana ahli bela diri.

Orang-orang Dong, salah satu dari 56 etnis minoritas yang diakui di China, bangga karena berada jauh dari dunia luar dan sangat menjunjung tradisi lokal. Hebatnya, semua orang di desa terpencil itu jago kungfu, seperti dilansir dari laman People's Daily Online.

Masing-masing dari mereka menguasai gaya yang berbeda dari seni bela diri China kuno tersebut. Mereka menggunakan berbagai senjata, seperti tongkat, garpu rumput, dan tinju.



Ganxi Dong, desa kungfu di China (Europics/CEN)
Gambaran Desa Ganxi Dong yang hijau dan subur pun kini telah menyebar luas di media sosial China. Dengan latar lanskap desa yang indah, warga desa dari segala usia terlihat mengayunkan tongkat dan pedang saat berlatih kungfu, berkelahi satu sama lain.

Tidak diketahui pasti mengapa semua orang di desa ini berlatih kungfu dan sudah berapa lama tradisi kuno tersebut berlangsung. Tetapi penduduk setempat memiliki dua teori tentang bagaimana semua itu terjadi.

Cerita pertama, suatu waktu penduduk desa dan ternak mereka secara teratur diserang oleh binatang buas. Sebagai solusinya, seorang pemuda yang kuat dipilih dari masing-masing keluarga, untuk belajar seni bela diri.

Para pemuda berlatih dengan menirukan gerakan naga, ular, harimau dan macan tutul, dan kemudian meneruskan keterampilan tersebut kepada anggota lain di keluarga mereka.

Setiap keluarga mempelajari satu gaya khusus dan berlatih dengan gaya yang berbeda dengan keluarga lainnya, sehingga menimbulkan strain yang berbeda dari ilmu kungfu.



Cerita lain berlanjut. Ketika keluarga pertama mulai menetap di wilayah tersebut, mereka sering dijarah oleh tetangga mereka. Jadi mereka mengundang beberapa ahli seni bela diri untuk mengajarkan bagaimana cara membela diri. Mereka belajar keterampilan baru dan akhirnya meneruskannya kepada seluruh warga desa.

Tidak ada yang tahu persis kisah awal mula dari desa yang sekarang dikenal sebagai ‘Desa Kungfu’ tersebut. Tapi tradisi pembelajaran kungfu masih hidup dan berkembang di antara 123 rumah tangga di Ganxi Dong.

Dan karena para pemuda sekarang banyak yang meninggalkan desa untuk bekerja di kota, para wanita pun didorong untuk belajar kungfu dalam upaya untuk mempertahankan tradisi hidup.

Ganxi Dong, desa kungfu di China (Europics/CEN)

7 manfaat kungfu untuk kehidupan

1. Lebih Sehat dan Kuat

Well, hal ini pasti kamu dapatkan bahkan dalam sekali latihan saja. Kung Fu adalah seni bela diri yang akan membuatmu bergerak dengan gesit. Melatih semua otot di tubuh hingga membuatnya tumbuh dan menjadi kuat. Jika kamu menambahnya dengan asupan nutrisi yang cukup bukan tak mungkin masa otot juga meningkat.
Lebih Sehat dan Kuat [image source]
Lebih Sehat dan Kuat [image source]
Jika tubuh terus bergerak, maka kesehatan akan meningkat dengan cepat. Daya tubuh akan melesat hingga sakit apa pun tidak akan mendekat. Namun untuk mencapai fase ini kamu kudu kuat menahan nyeri, ya! Kadang awal latihan bisa membuatmu capek seperti habis dipukuli seluruh tubuh.

2. Fokus Meningkat dan Selalu Bersemangat

Sudah menjadi rahasia umum jika aktivitas fisik mampu meningkatkan konsentrasi. Kung Fu pun juga akan memberikan kelebihan ini pada anda. Saat konsentrasi meningkat maka fokus untuk melakukan banyak hal juga akan membuat kamu lebih semangat.
Fokus Meningkat dan Selalu Bersemangat [image source]
Fokus Meningkat dan Selalu Bersemangat [image source]
Mempelajari Kung Fu akan membuat daya tahan tubuh meningkat, bahkan kekuatan otot meningkat secara tidak langsung. Mempelajari Kung Fu akan membuat anda secara tidak langsung menjadi mesin pekerja yang selalu semangat!

3. Lemak di Tubuh Akan Hilang

Melakukan gerakan Kung Fu secara tidak langsung membuat anda jadi bebas jadi lemak. Saat bergerak tubuh akan membakar banyak sekali kalori pada tubuh. Akhirnya lambat laun lemak yang menempel akan dirombak dan digunakan sebagai pengganti energi.
Lemak di Tubuh Akan Hilang [image source]
Lemak di Tubuh Akan Hilang [image source]
Kung Fu secara langsung akan membuat kamu jadi lebih singset. Beberapa bulan mempelajari Kung Fu kamu bisa say good bye dengan lemak-lemak yang ada di tubuh. Enggak percaya? Coba buktikan sendiri!

4. Menjadi Lebih Seimbang dan Memperlancar Gerakan Tubuh

Beberapa gerakan dari Kung Fu menuntutmu menjadi seseorang yang memiliki keseimbangan hebat dalam tubuh. Setelah beberapa bulan membuat tubuh merasakan Kung Fu maka tubuh akan jadi lebih seimbang. Tidak gampang jatuh saat berjalan, bahkan kamu bisa berjalan di atas papan yang sempit dengan cepat.
Menjadi Lebih Seimbang dan Memperlancar Gerekan Tubuh [image source]
Menjadi Lebih Seimbang dan Memperlancar Gerekan Tubuh [image source]
Selain membuat tubuh jadi lebih seimbang. Dengan mempelajari Kung Fu akan membuat gerakan tubuhmu jadi lebih gesit. Bahkan kecepatan berlari, menghindari sesuatu akan berjalan dengan secepat kilat. Kamu akan kagum dengan perubahan besar yang terjadi pada tubuh.

5. Menjadi Lebih Percaya Diri

Mempelajari akan membuatmu menjadi lebih percaya diri. Pertama karena kamu memiliki tubuh yang sehat dan bonus bentuknya membaik. Selain itu kamu juga menjadi lebih kuat dan bisa melakukan banyak hal padahal sebelumnya lemah.
Menjadi Lebih Percaya Diri [image source]
Menjadi Lebih Percaya Diri [image source]
Hal-hal semacam ini akan meningkatkan kepercayaan diri secara signifikan. Bahkan tanpa sadar kamu telah bertransformasi menjadi dirimu yang baru. Kung Fu tidak hanya mengajarkan tentang gerakan bela diri saja. Tapi juga menyatu dengan alam dan berbuat hal-hal yang positif yang memberi efek secara jiwa dan raga.

6. Mampu Memproteksi Diri Sendiri dan Orang Lain

Esensi dari Kung Fu adalah untuk pertahanan dan tak digunakan untuk menyerang. Setelah mempelajari Kung Fu kamu akan menjadi lebih kuat dan gesit. Hal ini akan membuat pertahanan diri jadi meningkat. Jika ada orang yang berniat jahat secara fisik akan mampu kita hadapi dengan sekuat tenaga.
Mampu Memproteksi Diri Sendiri dan Orang Lain [image source]
Mampu Memproteksi Diri Sendiri dan Orang Lain [image source]
Selain memperkuat pertahanan diri. Kung Fu juga mampu digunakan untuk melindungi orang lain. Jadi saat orang yang kamu sukai dapat bahaya, kamu bisa mengatasinya dengan sekuat tenaga. Bahkan kemungkinan memenangkan pertarungan juga sangat besar.

7. Mampu Mengendalikan Diri di Situasi yang Panas

Kung Fu tidak hanya membuatmu jadi kuat dan sehat. Kung Fu juga akan membuat pikiranmu jadi semakin tenang. Jadi saat berada di situasi yang sangat sulit sekali pun kamu masih bisa menahan emosi dan mencari penyelesaian masalah yang terbaik.
Mampu Mengendalikan Diri di Situasi yang Panas [image source]
Mampu Mengendalikan Diri di Situasi yang Panas [image source]
Jika tidak mempelajari Kung Fu mungkin kamu langsung melakukan hal-hal tidak binar. Misal bertarung atau kekerasan lainnya. Kung Fu tidak menjadikanmu orang yang sok jagoan dan hobi bertarung. Kung Fu justru membuatmu mampu menahan diri meski secara kekuatan kamu lebih unggul.
Tujuh hal di atas langsung akan mau dapatkan ketika mempelajari Kung Fu. So, tunggu apa lagi? Jika ada kesempatan pelajari Kung Fu dengan baik agar hidup kamu berkembang dengan baik. Karena pada dasarnya Kung Fu tak hanya masalah gerakan saja. Tapi way of life!

kungfu 8 mata angin sangat mematikan di dunia

Kungfu Delapan Mata Angin (Baji Quan), Kungfu terkuat dan mematikan didunia

Written By Adi Kristiyadi on Sabtu, 04 Juli 2015 | 23.19

Kungfu 8 Mata Angin (Bajiquan)
Kungfu Terkuat dan mematikan di dunia yang digunakan oleh Pengawal kaisar China




Bagi yang pernah membaca komik Kenji tentu sudah mengenal betapa dahsyat dan mematikannya kungfu delapan mata angin ini. Buat yang belum baca, klik disini ya.

Kungfu 8 Mata Angin / ( Bajiquan) adalah Kungfu Rahasia kaum Muslim China, dan Kungfu Rahasia para Rahib Butongpai. Merupakan Kungfu paling mematikan dan yang terkuat didunia.

Kungfu 8 mata angin terdiri dari beberapa aliran tapi intinya adalah membentuk kekuatan dalam dari latihan pernafasan dan jurus. Gerakan dan tehnik sederhana namun mengandung daya serang dengan tenaga ledakan yang luar biasa.

Ilmu beladiri Baji Quan berarti jurus delapan mata angin, dikenal dengan delapan mata angin, karena gerakan dari Baji Quan mampu menyerang lawan yang berada di sekelilingnya, mirip dengan delapan penjuru mata angin.

Perbedaannya dengan ilmu beladiri lainnya, terletak pada tekniknya. Esensi jurus dalam Baji Quan cenderung powerful, cepat dan serangannya tiba-tiba. Jurus-jurus yang dikeluarkan pun bersamaan, antara serangan dan menangkis atau bertahan. Kekuatan jurus-jurus Baji Quan memang luar biasa mengagumkan. Serangan dengan menggunakan siku. Jurus-jurusnya pun dikeluarkan dengan segenap tenaga disertai dengan hentakan. Ma Bu atau kuda-kuda yang kuat dan mantap menjadi landasan dalam setiap jurus delapan mata angin. Kekuatan serangan didapat dari hembusan nafas, dan hentakan kaki bersamaan dengan serangan.

Sumber kekuatan yang diambil berasal dari bawah atau tenaga bumi. Tenaga bumi ini diambil melalui kaki, dialirkan ke tungkai kaki, melalui pinggang, dan diekspresikan ke jari-jari tangan. Walhasil, setiap serangan yang dilakukan tajam dan bisa berakibat fatal bahkan mematikan.

Serangan-serangan Baji Quan selalu diarahkan pada daerah vital lawan, seperti ulu hati, dagu, leher, kemaluan, dengkul atau bagian persendian lainnya, untuk tendangan, didalam Baji Quan, tidak banyak yang mengarah pada sasaran atas. Titik sasaran lebih kepada bagian bawah lawan, dan mengincar pinggang dan dengkul.

Karena terkenal dengan kehebatannya, hingga terdapat sebuah perumpamaan. Bila ilmu beladiri Cina merupakan suatu pemerintahan maka Tai Chi cocok untuk digunakan menjalankan roda pemerintahan, sementara Baji Quan adalah senjata ampuh untuk mempertahankan negara.

Selain memiliki dasar ilmu beladiri yang mantap, orang yang ingin mempelajari ilmu Baji Quan juga perlu menguasai timing atau mampu membaca ritme gerakan lawan. la harus tahu kapan waktu yang tepat untuk menyerang lawannya. Karena membutuhkan kaki yang kuat, maka seseorang harus berlatih Gong Bu (kuda-kuda busur) yang kuat. la juga perlu mempelajari titik-titik kelemahan yang terdapat di tubuh manusia.

Dahulu Baji Quan banyak dikuasai oleh bodyguard untuk mengawal penguasa dan anggota kerajaan. Sejumlah nama seperti Huo Diange, pengawal Pu Yi (Kaisar Terakhir Dinasti Cina), Li Chen Wu (pengawal Mao Zedong), dan Liu Yunqiao (pengawal Chiang Kai Shek) dikenal menguasai jurus-jurus Baji Quan.